Kau..
Kau yang ikat mataku dengan kekang lembut lakumu..
Taburkan racun-racun hati yang tumbuhkan sebuah perasaan..
Dipupuk rasa rindu dan cinta yang lama terpendam..
Tumbuh dan menjadi penyakit yang gerogoti hati dan jiwaku..
Kau..
Tanpa sadar menata hidupku yang telah hancur..
Yang berserakan dan tercampak di dinding kamar..
Telah kering dan menjadi abu terbakar karena kesalahanku..
Yang dibanting badai hingga remuk dan retak..
Disini, di bawah langit biru..
Menanti senja datang..
Menanti awan kelabu yang terus menatap laknat kepadaku..
Menanti kembali lembut hangatnya mentari yang bakar hatiku..
Kau, yang tatapku dengan senyum wajah polosmu..
Aku, yang menatap nanar dan muram padamu..
Kau, yang ajarkan aku arti hidup..
Aku, yang tak perduli dan tak mau tahu tentang kehidupan..
Kau, susupkan ke hatiku sebuah cinta disetiap kata-kata cintamu..
Aku, tampik itu semua.. Berjalan angkuh menatap ke langit..
Kau, berusaha hangatkan hariku dengan senyummu..
Aku, dengan dinginku menutup mata atas itu semua..
Kebodohan yang kututup dengan keegoisan..
Kebobrokan ya ku selimuti dengan tameng keangkuhan..
Tapi matamu..
Menembus hatiku..
Berikan rasa sakit yang tak pernah kumengerti..
Perlahan dan tumbuh..
Merekah dan mewangi..
Terus mewangi..
Membalut luka luka hati..
Tanpa sadar aku telah tenggelam di telagamu..
Tak bernafas oleh wangimu..
Tak bergerak karna kau pegang lembut lenganku..
Lumpuh olehmu..
Dan masih di bawah langit biru ini..
Berharap langkahku selaras dengan hatimu...
Terus berharap.. Dan berharap..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar